RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT 2013

RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT 2013
Di didikan pada 18 nopember 2012 di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Bandung: Keterwakilan Organisasi dan perorangan yang terdiri dari keterwakilan Petani, Nelayan, Buruh, Miskin Kota, Mahasiswa, Seniman, Budayawan, Lintas Agama, LSM/NGO dan ORMAS sebanyak kurang lebih 450 orang. Untuk tujuan:Menuju PERUBAHAN Indonesia yang lebih. Agenda utama RIM adalah: Pergantian Presiden dan Wakil Presiden secara Konstitusi UUD 1945; Nasionalisasi Aset negara; Perubahan sistem Hukum.

Rabu, 09 Januari 2013

Mahasiswa Bakar Boneka Pocong 'SBY-BPI’


ci
Jakartapress.com - Aksi unjukrasa mahasiswa membakar boneka  pocong bertuliskan ‘SBY-Bapak Pembohong indonesia’ di Jalan Jenderal Sudirman, Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis (27/10/2011).



Aksi tersebut dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Purwokerto. Pada bagian kepala boneka yang dibakar tersebut tertempel stiker bergambar wajah SBY dengan tulisan 'Telah Meninggal Dunia Pembohong Indonesia' dan 'SBY-Bapak Pembohong Indonesia'.
Sebelum dibakar, mahasiswa sempat menggelar salat jenazah di depan boneka pocong bertuliskan 'SBY-BPI' tersebut. Mereka melakukan itu sebagai simbol kepemimpinan SBY-Boediono telah mati dan perlu disalatkan. Dalam aksi tersebut nyaris terjadi kericuhan antara mahasiswa dengan pihak kepolisian, karena polisi mengambil stiker yang menempel di kepala pocong. Namun kericuhan dapat diredam setelah masing-masing pihak menahan diri.

Koordinator aksi Irfan F menyatakan rezim SBY-Boediono telah melakukan kebohongan. "Kebohongan itu adalah melanjutkan pembangunan ekonomi untuk sejahterakan rakyat, upaya menciptakan pemerintahan yang baik, demokratisasi pembangunan, penegakan hukum tanpa pandang bulu dan pembangunan inklusif bagi seluruh komponen bangsa. Janji-janji tersebut sama sekali tidak ditepati, sehingga kami minta rezim SBY-Boediono harus turun," tegasnya.
Sebelum membakar pocong, pengunjuk rasa juga melakukan long march dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto dengan dikawal ketat oleh polisi.

5 Ribu Massa Aksi Siap Dukung Mahasiswa
Kalangan tokoh dan aktivis yang anti-Presiden SBY menggelar pertemuan untuk memberi dukungan politik terhadap gerakan mahasiswa-pemuda yang rencananya akan melancarkan aksi protes kepada pemerintah pada 28 Oktober besok.
"Kami memberikan dukungan dan kami memang hanya bisa memberikan dukungan moral. Artinya memberikan support semangat kepada mereka yang akan dilakukan teman-teman mahasiswa," seru aktivis Adhie Massardi Galery Cafe Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta, Kamis (27/10/ 2011).

Hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya Permadi, Fuad Bawazier, Effendy Choirie, Sri Bintang Pamungkas, Eggi Sudjana, Hariman Siregar, Ridwan Saidi, Pong Harjatmo, Roy Marten, Ray Sahetapy, dan  lainnya. "Ini sudah ada di rel yang benar. Ini bahwa keadaan kita sudah sangat demikian parahnya dan perlu kekuatan moral untuk meluruskan keparahan ini," sambung Adhie.
Rencananya, gerakan akan mengusung tema 'Akhiri Rezim SBY Sekarang Juga!!' dan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut dari tanggal 28 - 31 Oktober 2011. Adhie mengklaim jika gerakan ini bukan karena ambisi pribadi, melainkan murni dorongan kepada para pemuda dan mahasiswa.
"Mereka sudah mulai bergerak ini sudah sangat luar biasa. Gerakan ini juga diharapkan oleh rakyat. Harus ada penyelesaian yang baik dan damai agar segala keambrulan negara ini diperbaiki," tegas Adhie.

Aktivis Gerak Nusa, Effendi Saman menilai bahwa Presiden SBY dan wakilnya Boediono secara De Facto sudah tidak menjabat sebagai presiden dan wakil presiden saat ini. Hal ini diungkapkan Effendi saat memberi dukungan bersama puluhan tokoh masyarakat lainnya untuk gerakan  mahasiswa 28 Oktober, saat jumpa pers di Cafe Galery TIM, Jakarta, Kamis (27/10).

"Bagi saya secara De facto pemerintahan SBY dan Boediono sudah tidak lagi menjadi Presiden dan wakil Presiden," ujar Effendi membuka orasi dukungannya sembari menambahkan, gerakan mahasiswa memakai strategi konstitusi yang jelas, kendati demikian tetap pada tujuannya yakni memberhentikan pemerintahan SBY-Boediono. "Kekuatan rezim korup ini sebenarnya ada di parlementer, maka lebih baik besok kepung DPR," paparnya.

Tidak hanya itu, ia pun mengaku telah menyiapkan 5 ribu massa aksi untuk besok Jumat (28/10/2011) dari berbagai daerah. "Saya telah menyiapkan 5 ribu orang massa aksi untuk mendukung gerakan mahasiswa besok, dari Tasik, Garut dan Ciamis. saat ini mereka sudah berkumpul longmarch dari sana, sebagian sudah sampai di sini. Satu untuk kepung DPR tumbangkan rezim korup Istana," serunya.

Sejumlah besar aktivis lintas generasi dan purnawiran TNI yang hadir dalam pertemuan di Galery Cafe Taman Ismail Marzuki (TIM) menyatakan kesepakatannya untuk turun bersama dalam Gerakan 28 Oktober 2011 yang berlangsung besok di Jakarta. Menurut penuturan Roy Simandjuntak, mantan Aktivis 98 dari Forum Kota, kesepakatan tersebut juga memastikan bahwa Gerakan 28 Oktober akan membawa satu tuntutan bersama, Turunkan SBY - Boediono.

Menurutnya, target lokasi gerakan 28 Oktober 2011 akan berada pada dua titik akumulasi massa yaitu di Istana dan Gedung DPR/MPR RI. "Massa menurut estimasi mencapai puluhan ribu dan terkonsentrasi di dua titik kumpul yakni DPR dan Istana," tandas Roy.
Terkait dengan tuntutan penggulingan presiden, ia menyatakan bahwa secara de facto saat ini para aktivis melihat legitimasi SBY - Boediono sudah tidak ada lagi di mata masyarakat. "Semua sepakat bahwa legitimasi SBY-Boediono sudah tidak ada lagi. Mereka kami anggap sudah tidak mampu lagi mengelola negara sehingga harus ditempuh sejumlah opsi yang mungkin, pilihan yang mengemuka antara lain Pemerintahan Sementara sebagai transisi demokrasi" teriaknya.

Unjuk Demo Tuntut SBY Mundur Ricuh

Unjuk rasa aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sidoarjo, Jawa Timur, di depan gedung DPRD kabupaten setempat, Kamis (27/10), berakhir ricuh, karena seorang perempuan tiba-tiba marah dan mengambil alih mikrophone. Sebelum kericuhan, aktivis PMII tengah berujuk rasa menyoroti kinerja pemerintahan  dan menuntut Presiden SBY an Wapres Boediono mundur.
Mereka juga melakukan long march dari perempatan Jalan Babalayar dan berhenti di beberapa tempat untuk melakukan orasi. Orasi antara lain dilakukan di perempatan Alun-Alun Pendopo Kabupaten Sidoarjo, di depan kantor Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, di depan gedung DPRD, dan di kantor Kejaksaan Negeri Sidoarjo.

Dalam orasinya, mahasiswa menilai kebijakan pemerintah SBY-Boediono tidak prorakyat. Terbukti dari beberapa kebijakan, seperti impor garam dan gula, akhirnya mematikan petani garam dan gula di Tanah Air.  Mahasiswa menilai SBY-Boediono hanya pandai melakukan pencitraan dan tidak sebanding dengan kinerja keduanya. Faktanya, kasus korupsi tetap tinggi dan ironisnya dilakukan orang-orang dekat SBY. Bahkan kasus besar seperti Bank Century juga tidak jelas penyelesaiannya. "Maka sudah seharusnya SBY-Boediono mundur karena telah gagal," treriak pendemo.
Dalam aksi itu mahasiswa juga menyoroti kasus lumpur Lapindo. Menurut mereka, pemerintah lamban menangani kasus tersebut, termasuk terkait pemberian ganti rugi maupun upaya mengatasi semburan lumpur. Penanganan yang dilakukan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo berlarut-larut dan akhirnya menyedot triliunan rupiah uang rakyat.
Saat berorasi di depan gedung DPRD Sidoarjo, aksi unjuk rasa ricuh karena tiba-tiba muncul perempuan yang merebut mikrophone orator. Perempuan itu marah dan mengumpat saat mahasiswa berusaha merebut kembali mikrophone. Akibat muncul tamu tidak diundang, mahasiswa kemudian memilih menghentikan unjuk rasa. Mereka melanjutkan aksi di depan kantor Kejaksaan Negeri Sidoarjo.

SBY Bisa Jatuh Beneran

Pengamat politik senior Sukardi Rinakit memastikan upaya gerakan oposisi jalanan menjatuhkan pemerintahan SBY-Boediono sia-sia belaka. Ada tiga hal yang jadi dalil. Pertama, tidak ada sokongan militer, lalu koalisi pemerintah di parlemen masih solid dan tidak ada dukungan logistik yang cukup untuk melakukan aksi jalanan setidaknya satu bulan penuh.
"Kalau segitiga antara aktivis, pengusaha, dan tentara tidak terjadi, itu susah. Teman-teman yang turun dua hari saja lelah kalau tanpa dukungan logistik dari pengusaha. Tanpa dukungan rasa aman dari pihak keamanan juga susah," kata Rinakit kepada wartawan kemarin.

Bagi Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Prof Iberamsjah, pendapat Sukardi Rinakit itu sama sekali salah dan tidak sesuai fakta sejarah. Dia berpendapat, gerakan masyarakat atau people power tidak tergantung pada tiga hal tadi. "Kalau gerakan perubahan di dunia ini menggantungkan pada tiga hal yang disebut Rinakit tadi, maka tidak pernah ada sejarah penumbangan rezim seperti terjadi di Mesir atau Libya atau reformasi 98," kata Iberamsjah, Kamis (27/10).
Dia mengakui, kekuatan militer saat ini tidak berada di belakang gerakan rakyat. Tapi, di sisi lain, militer juga tidak akan membela pemerintah bila gerakan rakyat kian besar seperti fenomena kekinian. Apalagi, di era reformasi militer sudah dikembalikan masuk tangsi.

Sedangkan parlemen, menurutnya, bukanlah faktor yang pantas dimasukkan perhitungan. Sifat parlemen yang mau enaknya sendiri akan memudahkan perpindahan dukungan dengan cepat ke belakang rakyat jika civil society matang meradang.  "Dan terakhir, gerakan sosial kita tidak pernah menitikberatkan pada logistik. Kecuali kalau gerakan itu bergantung pada NATO atau AS. Apakah menumbangkan Hosni Mubarak bergantung pada logistik? Dan apakah gerakan anti-Khadafi dibekingi militer yang nyata-nyata awalnya loyalis Khadafi?" urai Iberamsjah.
"Menjatuhkan Orde Lama dan Orde Baru tidak pernah bergantung pada tiga hal itu. Waktu menjatuhkan Orba, tidak ada pernah ada milter disana. Itu murni gerakan rakyat, pers, LSM dan mahasiswa. Kemudian tidak ada logistik, saya terlibat dalam pengumpulan logistik, saya ikut patungan beli roti waktu 98," bebernya.

Menurut dia, syarat utama perubahan di semua negara adalah adanya persamaan nasib, ada isu sentral perubahan ke arah lebih baik dan dengan sendirinya akan muncul gerakan itu. "Dan saya yakin, kondisi saat ini adalah 4/5 matang untuk penumbangan SBY. Saya yakin sekali dia tidak akan sampai 2014. Itu semua murni gerakan. Mana ada yang membekingi tokoh lintas agama, coba sebutkan saja, siapa yang mendanai demonstrasi rakyat sekarang?" katanya.
"Jangan percaya pada tiga hal tadi. Dari pernyataan Sukardi, ada unsur ketakutan pada bayangan sendiri. Dia terlalu idealis dan penuh ketakutan," serunya.(*/MetroTV/Trb/MI/RM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar