RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT 2013

RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT 2013
Di didikan pada 18 nopember 2012 di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Bandung: Keterwakilan Organisasi dan perorangan yang terdiri dari keterwakilan Petani, Nelayan, Buruh, Miskin Kota, Mahasiswa, Seniman, Budayawan, Lintas Agama, LSM/NGO dan ORMAS sebanyak kurang lebih 450 orang. Untuk tujuan:Menuju PERUBAHAN Indonesia yang lebih. Agenda utama RIM adalah: Pergantian Presiden dan Wakil Presiden secara Konstitusi UUD 1945; Nasionalisasi Aset negara; Perubahan sistem Hukum.

Selasa, 29 Januari 2013

Negara makin terpuruk..?


Terlalu banyak masalah di negeri ini, pesatnya kejahatan trannasional seperti narkoba merambah anak bangsa sebagai gejala sosial; Kasus korupsi mega proyek dan kejahatan korporasi mengancam ekonomi nasional; Tindakan represi sengketa tanah dan agraria melemahkan posisi rakyat dalam penguasaan tanah; Sumber2 energi yg dikuasai asing merobek nasionalisme sebagai sebuah bangsayg berdaulat dan berhasil memiskinkan rakyat; Ekonomi pribumi dan kerakyatan dikuasai ritel2 dan pasar modern melumpuhkan peran serta rakyat dalam mengembangkan sumber daya ekonomi; Hukumpun lumpuh membongkar akar korupsi dan ditangani secara parsial tanpa arah yg pasti; Penyelesaian bencana alam masih bersifat karitatif mengikis pundi2 derma para relawan tanpa mampu Negara mencari solusi yg strategis dalam menyelesaikan kerusakan dan kejahatan lingkungan hidup. Sementara rakyat dibiarkan terpecah belah saling menyakiti dan saling menistakan.

Dimana Pengelola negara? dimana pejabat publik berada? Kenapa Tata Kelola negara semakin terpuruk dan buruk? Kenapa kalian masih sibuk berburu kekuasaan dan pundi2 ekonomi? Kenapa kalian biarkan rakyat terseret kemiskinan dan penderitaan? dan Apa yg kalian lakukan menyelamatkan bangsa ini?
Effendi Saman @http://infakta.com/ http://kamiindonesia.com/

Kamis, 24 Januari 2013

PERTEMUAN NASIONAL YAYASAN LBH NUSANTARA-LBH NUSANTARA

Kepada seluruh Alumni dan relawan LBH Nusantara dimanapun berada diharapkan kehadirannya:
Tema kegiatan  : Sarasehan dan Konsolidasi gerakan Yayasan LBH Nusantara - PENDIDIKAN  dan PELATIHAN BANTUAN HUKUM NUSANTARA (PENTA BAHANA);

Susunan Acara :
1. Dialog Publik dan Sarasehan YLBHN-LBH Nusantara: PERUBAHAN untuk INDONESIA yang lebih baik.(8-02-2013,pukul 12.30-16.00)

2. PENDIDIKAN  dan PELATIHAN BANTUAN HUKUM NUSANTARA (PENTA BAHANA) (8/02/pukul 19.30 s/d 10 februari 2013 pukul 14.00;

Waktu : pada 8-10 februari 2013.
Tempat : Villa Bumi Indah jalan Sukamaju 1 Cisarua Puncak Cianjur Jawa Barat.

PENYELENGGARA
Pelaksana : Roni Parulian Marbun (Dir LBH Nusantara Jakarta) Obed Andre Luitnan (Sekjen) Helmud Hector (Dir Operasional YLBHN)
Penanggung JawabEffendi Saman / Fidel Giawa

Registrasi peserta / Sekretariat : 
1. Jln Kemuning N0 7 lt 2 Rawabunga Jatinegara Jakarta Timur.
Hp. 082122070704 - 081311592870
2. Jln Maleer 1 N0 26 Bandung. 08562306466

Peserta dan Undangan khusus

  • Alumni YLBHN-LBH Nusantara seluruh Indonesia (1994-sekarang)
  • Anggota dan relawan LBH Nusantara peserta PENTA BAHANA.

  • SekBer RAKYAT INDONESIAN MENGGUGAT (RIM)
  • Tokoh Nasional dan Tokoh Masarakat
  • Organisasi gerakan rakyat
  • Media Masa

Minggu, 20 Januari 2013

EKONOMI PRIBUMI dan MEDIA SOSIAL

By  kamiindonesia.comOn 9 hours ago In Politik Hukum With No Comment
Diskusi Publik tentang: EKONOMI PRIBUMI dan peranan MEDIA SOSIAL 19 januari 2013 di Bandung yang diselenggarakan oleh LBH Nusantara, GERAK JABAR dan FKA GMNI bersama pembicara Iwan Piliang,Farhat Abbas, Andi Talman, Cokky Tobing, Bakti Sujana, kang herman, Hendarmin dipandu oleh Effendi Saman dan Fidel Giawa bersama musik Marginal jalananan pimpinan priston memaparkan kondisi kemiskinan dan diskriminasi ekonomi dan sosial yang dialanmi oleh masarakat pribumi. 

Jangan sensitif jika bicara masalah ras tertentu dan kita terima apa adanya sebagai realiita sosial. Yg terpenting jangan diskriminasi dalam perlakuan sosial.

Kondisi objektif ini kerna pengelola negara memberi peran dan dominasi ekonomi terhadap kelompok tertentu sejak ORBA berkuasa hingga Rezim reformasi saat ini, dan berakibat terjadinya kesenjangan dan menimbulkan gesekan sosial sebagai pemicu gejala sosial di republik ini.@Effendi Saman

Banjir Karawang 2013, Desa Karangligar Terparah


By  On 3 hours ago With No Comment
Sejauh ini, lokasi banjir yang terjadi di Karawang pada Januari 2013 yang terparah secara luas wilayah banjir jika dihitung perdesa adalah di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat. Berdasarkan data Dinas Sosial, 500 KK atau sekitar 1.500 jiwa penduduk menjadi korban banjir di desa ini. Sebagian besar warga disana sudah dievakuasi ke wilayah yang lebih aman.
Berikut adalah  foto atau dokumentasi dari warga karawang (kontributor warga Karawang Info) yang tergabung di Grup Facebook Karawang Info, yakni Moch Nurhusaeni di Kampung Pangasinan Dusun Karangligar, Jumat 18 Januari 2013. Grup Facebook Karawang Info sendiri merupakan sarana update info banjir di Kabupaten Karawang oleh warga Karawang, sebagai media pendukung situs utama Karawang Info. (Redaksi)

MENGAPA PLUIT BANJIR?


By  On 4 hours ago With No Comment


Hingga saat ini daerah sekitar sebagian Kecamatan Penjaringan yang meliputi 4 kelurahan yaitu Kel Pluit, Kel Penjaringan, Kel Penjagalan, dan Kel Kapuk masih terendam banjir dengan ketinggian bervariasi.Ada beberapa titik yang mencapai 2 meter. Banjir ini disebabkan meluapnya Waduk Pluit, meluapnya Kali Angke Hilir dan hujan setempat. Tanggul waduk Pluit yang memiliki luas 80 hektar tidak jebol. Dari sekitar 270.000 jiwa warga Kecamatan Penjaringan yang terdiri dari empat kelurahan, sebanyak 7.413 jiwa terpaksa diungsikan ke 15 posko setempat.
Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian Jl. Sudirman, Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya. Sungai Cideng yang memiliki kapasitas debit 30 m3/detik menerima beban tambahan debit dari tanggul sungai yang jebol di Jl. Latuharhary sekitar 30 m3/detik. Tentu saja Kali Cideng. Pada saat bersamaan pompa di Waduk Melati berkapasitas 12m3/detik dan Pompa Cideng berkapasitas 7 m3/detik juga mati. Demikian pula BKB juga penuh. Dengan matinya pompa air maka banjir makin tidak terkendali.
Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai yang banjir. Panel 2 pompa banjir berkapasitas 35 m3/detik dan 4 m3/detik di Waduk Pluit terendam banjir dan tidak beroperasi. Akhirnya banjir meluas karena pasokan debit ke Waduk Pluit terus terjadi, sementara itu pembuangan air tidak berjalan. Ini ditambah dengan pasang laut makin bertambah. Pasang laut tertinggi pada Sabtu (19/1) terjadi pada pukul 07.35 yaitu tinggi 0,87 meter. Pada Minggu (20/1) pasang tertinggi terjadi pukul 07.51 yaitu 0,91 meter. Demikian juga Prediksi Pasang Tinggi pada Senin (21/1) pukul 08.10 setinggi 0,94 meter. Bahkan pada Kamis (24/1) hingga Sabtu (26/1) pasang tertinggi mencapai 1 meter antara 09.09 – 09.46. Tentu ini berpotensi terjadi rob air laut.
Pemerintah terus melakukan upaya penanggulangan banjir di Pluit. Tanggul di Latuharhary telah selesai ditutup. Pompa Waduk Melati telah dihidupkan. Pompa air dari Dinas PU DKI Jakarta dan Kementerian PU dikerahkan ke Pluit untuk mengurangi banjir. BNPB mengerahkan pasukan Armarbar. Beberapa titik posko telah didirikan oleh Marinir, Kopassus, Basarnas, Tagana dan lainnya untuk memberikan bantuan evakuasi, distribusi kebutuhan dasar, logistic, kesehatan dan sebagainya.
DR. Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas

Banjir Lumpuhkan Jalur Purwakarta-Karawang


By  On 3 hours ago With No Comment
Sungai Cilangkap meluap menyebabkan banjir di Cilangkap, Purwakarta, JawaBarat.
Selain merendam puluhan rumah, banjir juga melumpuhkan arus lalu lintas Purwakarta-Karawang melalui Curug. Belum ada laporan korban jiwa dalam musibah tersebut. Hujan yang melanda Purwakarta,Jawa Barat sejak semalam menyebabkan Sungai cilangkap meluap diperburuk pula sumbatan sampah di Jembatan Cilangkap.
Selain merendam puluhan rumah dan puluhan hektare sawah, banjir juga melumpuhkan arus kendaraan Purwakarta-Karawang melalui Curug.
Akibatnya, arus kendaraan seperti sedan dan sepeda motor tidak dapat melintas. Bagi warga yang akan menuju purwakarta maupun karawang yang menggunakan sepeda motor terpaksa harus diangkut lebih dulu dengan truk. Belum ada laporan korban jiwa dalam musibah banjir tersebut. Banjir disebabkan adanya pendangkalan Sungai cilangkap dan sampah di bagian jembatan. Dulu tidak seperti ini.
“Banjir lebih parah sekarang apa lagi setelah ada jalan tol Cipularang banjir makin sering,” kata Yadi, warga yang rumahnya terendam banjir.
Meski banjir sudah melumpuhkan arus kendaraan dari arah Purwakarta menuju Karawang, belum ada perhatian dari Pemerintah Daerah setempat untuk penanggulangan banjir. Warga berharap adanya perahu karet agar warga bisa melintas di arus atir yang cukup deras.(Reza Sunarya/OL-10)
Banjir Jakarta meluas ke Purwakarta dan Karawang (infakta.com)
PURWAKARTA.INFO

Kamis, 17 Januari 2013

BNPB: Korban Banjir Jakarta 15.423 Jiwa


oleh Rochmanuddin
Posted: 17/01/2013 22:35


(Foto: Liputan6.com/Abdul Aziz Prastowo)
Liputan6.com, Jakarta : Hujan terus mengguyur DKI Jakarta. Akibatnya, sejumlah wilayah ibukota terendam banjir. Warga terpaksa mengungsi. Jumlah pengungsi pun kian bertambah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah pengungsi banjir di DKI Jakarta hingga saat ini mencapai sekitar 15.423 jiwa.

"Daerah yang terendam banjir Jakarta meliputi 720 RT, 309 RW, 73 kelurahan, 31 kecamatan dengan jumlah penduduk terdampak 30.964 KK atau 114.248 jiwa. Jumlah pengungsi hingga saat ini sekitar 15.423 jiwa," demikian informasi BNPB, Kamis (17/1/2013) malam.

Pengungsi tersebar di 68 titik dengan jumlah bervariasi. Di Jakarta Timur, jumlah pengungsi ada 7.196 jiwa, Jakarta Selatan 3.147 jiwa, Jakarta Pusat 1.268 jiwa, Jakarta Barat 2.912 jiwa dan Jakarta Utara 900 jiwa.

Pemerintah terus melakukan upaya penanganan tanggap darurat. Posko Nasional Penanggulangan Banjir mengerahkan potensi sumber daya nasional yang akan bekerja hingga akhir Februari 2013 dengan menyesuaikan besarnya banjir yang terjadi di Jakarta.

Posko nasional akan menangani seluruh bencana banjir di nasional. Sedangkan posko provinsi melakukan penanganan bencana banjir di Jakarta.

Posko nasional akan memberikan bantuan kepada Pemda DKI, berupa dapur umum beserta makanan, MCK, sanitasi, pompa air, dan keterlibatan TNI dan Polri.

Sementara, penanganan tanggul sungai yang jebol di jalan Latuharhari telah selesai. Tanggul berhasil ditutup, sehingga banjir menyurut. Adapun pendataan jumlah titik banjir, posko dan pengungsi akan terus dilakukan. (Riz)

Tanggul Jebol di Banjir Kanal Barat Segera Ditangani


Penulis : Agnes Rita Sulistyawaty | Kamis, 17 Januari 2013 | 14:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah mengatakan, badan tanggul yang jebol di kanal barat segera ditangani dengan membendung kembali, Kamis (17/1/2013) ini.
"Kami sudah memberi tahu Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta dan Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane tentang kejadian ini," kata Saefullah saat mengunjungi lokasi.
Dinding kanal yang jebol ada di Jalan Latuharhari, Kelurahan Menteng, Jakarta Pusat. Air dari kanal menggerus juga badan rel dan Jalan Latuharhari.
Alat berat dan peralatan yang dibutuhkan, menurut Saefullah, sudah meluncur ke lokasi. Jika tidak ada halangan, sore ini air di kanal sudah bisa dibendung kembali.
Editor :
Marcus Suprihadi

Senin, 14 Januari 2013

RAMALAN DEMOKRASI dalam BAYANG-BAYANG SBY


RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT (RIM)
Demokrasi gaya SBY dalam acara yang diselenggarakan oleh KNPI dengan tema Presidential Lecture Indonesia Democracy Outlook di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (14/1/2013) terjebak ramalan demokrasi antara  Mazhab  dan perspektif.
SBY mestinya sadar sepenuhnya bahwa Demokrasi yg dianutnya saat ini adalah demokrasi liberal tanpa kendali, kebijakan ekonomi Nasional khususnya terhadap transaksi-transaksi Internasional sepenuhnya dikuasai asing terhadap aset-aset strategis bangsa seperti MIGAS, Tambang emas dan batu bara, hasil kelautan  termasuk sumber-sumber agraria lainnya.
Demokratisasi  sebagai perspektif sangat berbeda dengan yg dipahami rakyat, kerna SBY tidak menempatkan kedaulatan ekonomi dan politik sebagai pilar utama konstitusi. kerna SBY menjadikan demokrasi sebagai aliran ekonomi liberal yang sarat dengan kepentingan imprialisme dan Neokolonialisme, di Negara liberal kapitalisme berkembang pesat dangan kejahatan korporasi yg  tidak pro rakyat.
kerna sesungguhnya demokrasi bukan sekedar politik partisipasi pemilu dan peran serta dengan instrumen Partai dan kekuasaan, dan tidak juga sekedar memilih anggota DPR/D maupun Presiden, dan sistem demokrasi saat ini tepatnya dikuasai secara Oligarki, kerna sesungguhnya  yg paling hakiki dalam demokrasi adalah kedaulatan di tangan rakyat.

Demokrasi pemilu saat ini hanya bersifat fungsional dan rutinitas mengakibatkan rakyat terbelah-belah sehingga mengabaikan esensi substansi sebagai tujuan idial bermasarakat, berbangsa dan bernegara.
@Effendi Saman RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT

Negara terancam dikuasai asing.

RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT (RIM):
EKONOMI RAKYAT melawan NEOLIB
Negeri ini sedang mengalami keterpurukan diberbagai hal, mestinya tak lagi saling bertengkar dan menyalahkan sesama anak bangsa atas sesuatu yg dapat melukai perbedaan, kerna yg terpenting adalah merajut perbedaan sebagai dinamika dan memperkuat nilai-nilai persatuan melawan ancaman penguasaan asing atas aset-aset strategis negara dan sumber daya alam yg sedang dikuasai asing.

Mestinya Pengelola negara mengambil peran terdepan tidak membiarkan penistaan dan diskriminasi terhadap martabat kemanusian, baik dari segi ekonomi, politik, hukum dan sosial dan menghormati kaidah dan norma-norma yang hidup dalam masarakat, berbangsa dan bernegara.

Menghadapi musuh terbesar imprialisme dan Neokolonialisme asing dan agen-agen kapitalis di Indonesia, kejahatan korporasi yang berorientasi mengejar keuntungan pribadi dan pebisnis maupun kelompok adalah watak ekonomi liberal yang tidak pro rakyat. tata kelola pemerintahan dan kebijakan pengambil keputusan adalah persoalan yg mesti segera diperbaiki dan dirubah dengan sistem yg lebih baik. @Effendi Saman.

KEPALA NEGARA - Pemerintahan dan Blusukan gaya SBY


RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT (RIM)
TUGAS PRESIDEN Sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan antara lain:
1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD;

2. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara dan Kepolisian;

3. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR;
4. Menyatakan negara dalam keadaan bahaya atau darurat
5.Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
6. Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU.
7. Bersama DPR membentuk UU
8. menjalankan fungsi pemerintahan dalam pelaksanaan Pembangunan;

9. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri dll
Semua tugas dan fungsi strategis ini harus dilakukan semata-mata untuk kepentingan mensejahterakan dan memakmurkan rakyat, dan yang terpenting menjadikan bangsa dan negara sebagai negara yang kuat dan berdaulat. Tapi sangat disayangkan tugas utama dan strategis ini relatif terabaikan dengan berbagai masalah yg dihadapi bangsa saat ini khususnya dalam mengatasi masalah kemiskinan, Penguasaan aset-aset negara dan pemberantasan korupsi. dan sangat disayangkan tugas yg besar ini justru mulai dikerjakan oleh Presiden dengan cara blusukan meniru gaya Jokowi, padahal cara tugas Blusukan ini cukup dikerjakan oleh aparat pemerintah yg BERSIFAT FUNGSIONAL dan  KARITATIF.
Lagi-lagi SBY MENGEJAR PENCITRAAN mengabaikan tugas utama konstitusinya sebagai Presiden.
@Effendi Saman RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT (RIM)

Minggu, 13 Januari 2013

NASIONALISASI ASET NEGARA untuk Indonesia yg lebih baik


kamiIndonesia.com RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT
Sampai hari ini belum ada Pejabat publik dan institusi negara menyatakan agenda penting Nasionalisasi aset Negara, Padahal elemen masarakat melalui keterwakilan yg diajukan ke MK seperti pembatalan UU MIGAS sudah disuarakan termasuk melalui agenda-agenda aksi rakyat merupakan agenda penting bangsa saat ini.
Disisi lain Konstitusi UUD 1945 yg dimaknai sebagai sumber dari segala sumber hukum dan politik kenyataannya hanya jadi pilar menara kekuasaan sebagai alat legitimasi semata, tanpa makna dan tak berisi sebagai kekuatan kedaulatan politik sebuah negara.
Penguasaan asing atas aset2 Negara menjadi absolut pesatnya dalam berbagai transaksi Internasional maupun Nasional (hukum) sebagai bukti melemahnya derajat kemiskinan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Bagaimana mungkin calon Presiden dan anggota DPR dimasa mendatang berebut kekuasaan tanpa memikirkan dan memperjuangkan hal semacam ini
Dimasa lalu Bung karno yg diyakini sebagaian besar rakyat Indonesia sebagai Pejuang kemerdekaan dan Tokoh Nasional dihujat oleh sebagian kecil lawan politiknya, kini Bung Karno dipuja oleh semua Pejabat publik mulai dari kepala desa, camat, Bupati-Walikota, Gubernur, menteri2 bahkan Presiden memuja dan membenarkan perpsektif berpikirnya Bung karno dengan segala pikiranya yg kemudian menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang bahkan oleh bangsa -bangsa didunia. Tapi yg terjadi tetap saja tak banyak pejabat publik yg dpt mengartikulasikan pikiran dan pendapat Bung Karno termasuk PENTINGNYA BERDAULAT SECARA POLITIK atas kekayaan bangsa ini.
@Effendi Saman RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT

Rabu, 09 Januari 2013

RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT TOLAK KENAIKAN TDL SERUAN AKSI MASIF RAKYAT



Rencana kenaikan Tarif Dasar Listri (TDL) berkisar 15-20 %) yang berkisar rata-rata 15% kenaikan akan menuai badai amarah rakyat, pasalnya PLN BUMN perusahan Monopoli listrik mestinya mampu mengelola listrik memenuhi kebutuhan masif rakyat, yang terjadi justru PLN merugi yang disebakan kerna tidak efisien sekitar tahun 2009 yang lalu hingga batas waktu berjalan dan kerugian itu melebihi 30 triliun sehingga rakyat jadi korban dengan rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Sedangkan alasan lainnya penyebab tidak efisiennya adalah kerna perubahan pembangkit listrik dari bahan bakar minyak ke gas.

Gagasan kenaikan TDL ini sudah dicanangkan sejak awal oleh pemerintah seperti yang disampaikan Menteri ESDM Jero Wacik desember 2012 lalu, padahal cukup jelas bahwa rakyat menolak kenaikan TDL tersebut dengan alasan dan kepentingan apapun termasuk alasan untuk mengatur zona kenaikan untuk indusri tertentu. Industri Tekstil adalah perusahaan yang akan terpukul dengan rencana kenaikan ini, termasuk perhotelan dan jasa.

Disisi lain yang tak kalah pentingnya adalah bahwa kenaikan TDL ini akan berpengaruh kesektor umum lainnya seperti kebutuhan SEMBAKO dan industri kecil menengah kebawah dan berdampak fatal dalam perekonomian rakyat, kenaikan 15 % di awal 2013 ini baik kenaikan langsung 15 %/tahun atau bertahap maka dampaknya akan lebih berbahaya kerna pengaruh efek domino kenaikan TDL tersebut, dan menjadi tidak penting tentang fariasi besaran kenaikan TDL kerna semua sektor akan terkena dampaknya.

Mestinya PLN sebagai perusahaan yang monopoli sejak awal sudah mengelola kelistrikan nasional dengan strategis memanfaatkan sumber-sumber energi migas dan diberdayakan secara maksimal termasuk Tata kelola secara nasional sumber-sumber energi lainnya oleh Negara seperti Batu Bara tambang dan Emas.
Kini sumber-sumber energi strategis itu sudah dikuasai oleh asing melebihi 75 % bagi hasil yang dikuasai asing melalui transaksi Internasional dan kontrak karya.

Dengan di Cabutnya UU MIGAS desember 2012 yang lalu oleh Mahkamah Konstitusi (MK) maka Kontrak asing BP MIGAS dan atau PLN sebagai Pengelola yang sudah terlanjur dirampas dan dikuasai oleh asing secara tidak adil hingga 2017 mendatang (Kontrak asing dengan Indonesia sudah berlangsung sejak 1967 sejak rezim ORBA berkuasa dengan payung hukum UU PMA NO 1 tahun 1967 tentang PENANAMAN MODAL ASING) Maka yang saat ini mesti dilakukan adalah NASIONALISASI ASET-ASET NEGARA (dan bukan renegosiasi) dengan penguasaan mencapai 80% bagi hasil untuk Indonesia dan hanya memberi konpensasi kepada asing tidak lebih dari 20% bagi hasil.

Regulasi strategis dan pencabutan serta perubahan perundang-undangan mesti di tetapkan alas dasar hukumnya dan semestinya menjadi program Legeslasi nasional oleh lembaga DPR bersama-sama Presiden/ pemerintah, termasuk dengan mencabut UU PENANAMAN MODAL NO 25 tahun 2007 serta perundang-undangan terkaitnya yang tidak pro rakyat, yang tidak menjadikan Indonesia sebagai negara berdaulat baik secara ekonomi maupun secara politik.Semua peraturan perundang-undangan yang tidak pro rakyat itu harus dicabut dan diganti dengan UU yang baru.
@ Salam Juang Effendi Saman RAKYAT INDONESIA MENGGUGAT.

Rakyat Indonesia Menggugat Tuntut KPK dan Pemerintah


Tribun Rakyat, 9 December 2012 - Oleh 
Jakarta-TR. Element masyarakat yang mengatasnamakan Rakyat Indonesia Menggugat berunjuk rasa di depan Taman Ismail Marjuki Cikini Jakpus.
Dalam orasinya massa mengatakan bahwa negara ini miskin dan buruk karena koruptor. Kami meminta kepada KPK untuk memeriksa Wakil Presiden Budiono dan Sri Mulyani dalam kasus Century yang sekarang tidak jelas pelakunya. Kita negara kaya raya tapi miskin karena korupsi dan menjarahan kekayaan alam oleh asing. SBY harus turun sekarang juga karena telah mengkhianati UUD 45 yaitu dalam pasal 33 bahwa kekayaan alam dan kandungannya harus dinikmati oleh rakyatnya.
Pukul 12.00 wib massa menuju ke kediaman Budiono, namun diblokir aparat keamanan dan selanjutnya massa menuju Bundaran Hotel Indonesia.
Dalam orasinya di Bundaran Hotel Indonesia menuntut :
1. Menuntut Ketua KPK untuk segera turun dari jabatannya karena tidak bisa menyelesaikan kasus-kasus besar seperti dijanjikan.
2. Segera meminta komisioner KPK membuat dan laporkan kepada rakyat di depan pers atas hasil penyidikan terkait Kasus Century, Wisma Atlit, Hambalang.
3. Memanggil dan memeriksa Budiono dan Sri Mulyani terkait Kasus Century
4. Menangkap semua elit politik yg terlibat melakukan tindak pidana korupsi.(Setya)

Besok, Rakyat Indonesia Menggugat Siap Turunkan Demonstran Lebih Besar Danny Kosasih 9 Dec 2012 13:30:07


Efendy mengatakan bahwa aksi Indonesia menggugat masih belum selesai. Rencananya besok berbagai elemen yang hari ini tidak bisa bergabung akan ikut bergabung.Jakarta, Aktual.co — Aksi Rakyat Indonesia Menggugat yang dilakukan oleh belasan elemen masyarakat yang akan menuju rumah dinas Wapres Boediono terpaksa terhenti karena hadangan yang dilakukan oleh puluhan polisi.Aksi Rakyat Menggugat (Foto:Aktual.co/Oke)
Koordinator aksi Efendi Asman mengatakan, hadangan yang dilakukan oleh polisi di Jl. Lembang membuat para pendemo terpencar dan aksi tidak bisa di lanjutkan kembali.

"Kita tidak ingin terjadi bentrok makanya kami mengalah," ungkapnya kepada Aktual.co di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (9/12).

Efendy mengatakan bahwa aksi Indonesia menggugat masih belum selesai. Rencananya besok berbagai elemen yang hari ini tidak bisa bergabung akan ikut bergabung.

"Malam ini kita akan menginap di TI.  Disana kita akan konsolidasi lagi untuk besok," tambahnya
Epung Saepudin -

Aksi Seratusan Aktivis Anti Korupsi ke Rumah Boediono Dihadang Polisi Danny Kosasih 9 Dec 2012 12:15:17


Aksi Rakyat Menggugat Boediono (Foto: Aktual.co/Oke)
Efendy Saman selaku koordinator aksi mengatakan masih akan berkordinasi oleh polisi agar aksi ini bisa terus berjalan dengan lancar. "Polisi menghadang kami, tapi kami masih akan terus melanjutkan sampai bundaran Hotel Indonesia," tambahnya. Jakarta, Aktual.co —  Seratusan aktivis anti korupsi dari berbagai organisasi bergerak ke rumah dinas Wakil Presiden Boediono. Hanya saja, sebelum tiba ke lokasi, para aktivis 
tertahan oleh hadangan polisi tepatnya di JL Cik Ditiro, Jakarta Pusat.Puluhan polisi yang bersiaga di rumah dinas Boediono, mengalihkan jalur yang akan di lewati oleh massa aksi.
"Ini masih wilayah ring satu, mereka tidak bisa lewat," ungkap Suhendarman, salah seorang polisi yang mengamankan aksi, Minggu (9/12).
Hingga saat ini, massa aksi masih tertahan di Jl Lembang karena mereka tidak bisa melalui jalur yang telah direncanakan.

Efendy Saman selaku koordinator aksi mengatakan masih akan berkordinasi oleh polisi agar aksi ini bisa terus berjalan dengan lancar. "Polisi menghadang kami, tapi kami masih akan terus melanjutkan sampai bundaran Hotel Indonesia," tambahnya.
Epung Saepudin -

Blok Mahakam Harus Dinasionalisasi Untuk Kesejahteraan Rakyat!


PRD-Hentikan NeoliberalKontrak migas Blok Mahakam, yang akan berakhir pada tahun 2017, mestinya menjadi pintu masuk bagi bangsa Indonesia untuk mengembalikan kontrol negara terhadap kekayaaan alam nasional.
“Kita sekarang memasuki era perang perebutan Sumber Daya Alam (SDA). Masing-masing negara berusaha mengamankan SDA-nya. Dengan begitu, pemerintah kita juga mestinya berfikir mengamankan SDA kita,” kata pengamat dari Institut Soekarno-Hatta, Hatta Taliwang, saat diskusi bertajuk “Tegakkan Pasal 33 UUD 1945: Nasionalisasi Blok Mahakam Untuk Kesejahteraan Rakyat” di kantor KPP PRD, Jumat (9/11/2012).
Menurut Hatta, dalam konteks blok Mahakam, posisi mendorong negara mengambil-alih blok Mahakan pasca berakhirnya kontrak itu sudah sangat moderat. “Ya, ini sudah tindakan selemah-lemahnya iman,” katanya.
Tindakan itu, menurut dia, sangat berbeda dengan tindakan radikal yang dilakukan pemerintahan kiri di Amerika Latin, seperti Venezuela, Bolivia, dan Ekuador, yang mengambil-alih asset korporasi asing melalui aksi nasionalisasi.
Hatta mengungkapkan, Blok Mahakam masih punya potensi yang besar, yakni potensi pemasukan kas negara sebesar 160 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1500 triliun. Ditambah lagi, blok Mahakam merupakan ladang gas terbesar di Indonesia.
Selain itu, Hatta menjelaskan, bangsa Indonesia punya kemampuan untuk mengelola Blok Mahakam. “Saya sudah tanya ke pihak pertamina, mereka bilang mampu untuk mengelola Blok Mahakam. Pertamina sudah punya pengalaman sukses ketika mengelola LNG Badak,” ungkapnya.
Persoalan lainnya, seperti modal dan kendala teknis, juga bisa diatasi. “Pilihannya tinggal satu,” kata Hatta Taliwang, “kita harus mengelola Blok Mahakam. Kalau Blok Mahakam sampai jatuh ke tangan asing lagi, maka iman nasionalisme para penyelenggara negara patut dipertanyakan.”
Sementara itu, aktivis LBH Nusantara, Effendi Saman, menganggap persoalan Blok Mahakam sebagai ekspresi neo-kolonialisme di Indonesia. “Semua itu terjadi karena praktek neokolonialisme dilegitimasi oleh regulasi, seperti UU Penanaman Modal Asing,” paparnya.
Bagi Effendi Saman, salah ciri negara merdeka adalah adanya kedaulatan terhadap sumber daya dan kekayaan alamnya. Tetapi Rezim Soeharto, lalu dilanjutkan oleh rezim pasca reformasi, justru mengembalikan praktek neokolonialisme.
Karena itu, terkait persoalan Blok Mahakam, Effendi Saman menegaskan, “pilihan kita cuma nasionalisasi. Tak mungkin kita melakukan renegosiasi. Sebab, imperialis tak mungkin mau menyerahkan SDA itu kepada kita.”
Karena itu, Effendi Saman menganjurkan agar dibangun sebuah gerakan politik yang lebih kuat sebagai jalan memutus mata-rantai neokolonialisme di Indonesia.
Dalam konteks nasionalisasi, Rudi Hartono, aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD), berusaha mengambil pelajaran dari pengalaman nasionalisasi di Bolivia di bawah pemerintahan Evo Morales.
Menurut Rudi Hartono, sejarah eksplorasi pertambangan di Bolivia, seperti juga di Indonesia, terkait erat dengan praktek kolonialisme. Dengan begitu, kata Rudi, keberadaan perusahaan tambang di sana sering dianggap ekspresi neokolonialisme.
Dalam konteks Bolivia, Rudi bilang, “negara ini punya sejarah panjang dalam penyingkiran masyarakat asli (pribumi). Termasuk dalam pengelolaan SDA di negeri itu. Makanya, salah satu janji poltik Morales adalah mengembalikan kontrol rakyat atas SDA.”
Akhirnya, tiga bulan pasca dilantik sebagai Presiden, tepatnya 1 Mei 2006, Evo Morales mengeluarkan dekrit nasionalisasi perusahaan migas.
Akan tetapi, menurut Rudi, pengalaman nasionalisasi di Bolivia sangat berbeda dengan pengertian nasionalisasi pada umumnya, seperti dilakukan Venezuela, Argentina, Rusia, dan lain-lain. “Di sana, dekrit nasionalisasi tidak mengarah pada pengambil-alihan asset. Yang terjadi di Bolivia, negara hanya menuntut kenaikan pajak, renegosiasi kontrak, dan penguatan kembali peran perusahaan migas negara,” ungkap Rudi.
Skema itu terjadi, ungkap Rudi, karena Bolivia menyadari keterbatasannya dalam hal modal, teknologi, dan tenaga ahli/terampil. “Maklum, masyarakat adat, yang menjadi komponen utama Revolusi, cukup lama disingkirkan dari ruang-ruang politik, ekonomi, dan sosial-budaya, termasuk lembaga pendidikan,” paparnya.
Meski demikian, Rudi menegskan, rakyat Bolivia berhasil menegaskan kedaulatan dan martabat-nya terhadap negeri-negeri imperialis. Tak hanya itu, negara juga berhasil memulihkan kontrolnya terhadap SDA. Dengan begitu, negara bisa menggunakan keuntungan SDA itu untuk kesejahteraan rakyat.
“Pendapatan migas Bolivia naik dari 173 juta dollar AS pada tahun 2002 (sebelum Evo Morales berkuasa) menjadi 1,57 milyar dollar AS pada tahun 2007. Sebagian besar keuntungan itu didistribusikan untuk pendidikan, kesehatan, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan infrastruktur,” tambahnya.
Dengan melihat pengalaman Bolivia, Rudi menegaskan, “keterbatasan modal, teknologi, dan tenaga ahli tidak bisa diletakkan sebagai batu penghalang bagi upaya negara memulihkan kontrolnya terhadap SDA.”
Lagi pula, kata dia, kalau dibandingkan dengan Bolivia, Indonesia lebih punya modal, teknologi, dan tenaga ahli. Bahkan, perusahaan migas negara, yakni Pertamina, sudah mengantongi pengalaman sukses dalam mengelola sejumlah blok migas.
Pemimpin Redaksi Berdikari Online ini menggaris-bawahi tiga alasan mengapa Blok Mahakam harus dinasionalisasi. Pertama, aspek kedaulatan bangsa. Pengambil-alihan Blok Mahakam oleh negara bisa menjadi pintu masuk bagi bangsa untuk memulihkan kontrolnya terhadap SDA-nya.
Kedua, untuk mengamankan politik energi nasional. Dengan menguasai blok Mahakam, Indonesia bisa menambah pasokan gas-nya. Itu bisa dimanfaatkan untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar PLN, transportasi, industri, dan masyarakat.
Ketiga, soal konektivitas antara pengeloalaan SDA dan kesejahteraan rakyat. Selama ini, pengelolaan SDA di bawah korporasi asing tak mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat. Kita berharap, ketika Blok Mahakam dikelola oleh negara, tentunya dengan partisipasi rakyat di dalamnya, bisa terjadi transfer keuntungan untuk membiayai pendidikan, kesehatan, perbaikan layanan publik, pembangunan infrastruktur, dan lain-lain.


Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/kabar-rakyat/20121111/blok-mahakam-harus-dinasionalisasi-untuk-kesejahteraan-rakyat.html#ixzz2HTQUmXfI 

Rezim SBY dan Parlemen Sudah Rusak, Saatnya Revolusi!


Jakarta (VoA-Islam) – Moralitas rezim SBY dan DPR sudah rusak,  jatuh ke titik terendah. DPR menjadi sarang korupsi, istana menjadi tempat mengampuni (grasi) para koruptor dan bandar narkoba. Mafia minyak hingga mafia narkoba merajalela di negeri ini hingga ke dalam istana. Aparat penegak hukum, mulai dari polisi, hakim, jaksa, menjadi distributor narkoba. Akibatnya negara dan rakyat disandra oleh para pengkhianat dan penjahat.
Demikian terungkap dalam diskusi publik di Cikini Kafe, Senin (12/11) dengan topik “Mendakwa Rezim SBY-Parlemen Melalui Jalan Revolusi”. Hadir sejumlah pembicara dalam kalangan LSM dan elemen mahasiswa, diantaranya: Adhie Massardi, Hatta Taliwang, Effendi Saman (LBH Nusantara), Salamudin Daeng (AEPI-Jakarta), Haris Rusli (Petisi 28), Gojali Harahap (Nasionalisme Center), Roy Simanjuntak (Bendera), Masinton Pasaribu (Repdem) dan para aktivis lainnya.
Pengkhianatan demi pengkhianatan oleh rezim Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) semakin telanjang di depan mata rakyat Indonesia. Semakin jelas, SBY adalah kaki tangan kapitalis, setiap kebijakannya adalah kepatuhan mengikuti perintah lembaga keuangan internasional, negara-negara imperialis dan organisasi perdagangan internasional.
“SBY sudah menjadi jongos Inggris yang kapitalis. Seharusnya bukan SBY yang datang untuk mendapat penghargaan, tapi ratu Inggris yang datang ke Indonesia. Kami curiga, RUU Kamnas yang sedang digodok DPR adalah dalam rangka untuk menjaga modal asing di negeri ini,” kata Hatta Taliwang.  
Para aktivis juga menyebut rezim SBY dan kroni-kroninya telah tuli dan hilang hati nuraninya. Rezim SBY telah melahirkan generasi yang tak punya perasaan. Presiden SBY dan DPR adalah pengkhianat nomor wahid. “Setelah gerakan moral, selanjutnya aka nada gerakan politik untuk menggulingkan SBY,” kata Adhie Massardi
Pemerintah SBY dan DPR telah membawa negeri ini ke dalam dominasi modal asing. Seluruh peraturan perundang-undangan dibuat atas perintah asing dan untuk mewadahi kepentingan asing.
Lebih dari 175 juta hektar wilayah Indonesia telah jatuh ke tangan pemilik modal besar, dalam bentuk kontrak karya (KK0 pertambangan, kontrak kerja migas, HPH, HTI, HTR Kehutanan dan HGU perkebunan. Jumlahnya sudah setara 93 persen luas daratan Indonesia. Sebagian besar tanah dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya telah dikendalikan, dikontrol dan dikuasai asing.
Sumber daya alam negara dipertukarkan secara murah oleh rezim SBY untuk kehormatan pribadi dan keluarganya. Sikap murahan SBY terlihat dalam kasus blok migas Tangguh, blok Mahakam, kasus Freeport, kasus divestasi Newmont, kasus Churchill, dan berbagai kasus penggadaian kekayaan alam Indonesia kepada pihakl asing, yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan pribadi presiden dan DPR dengan mengorbankan kepentingan ekonomi dan sosial rakyat.
Tanah petani dirampas dengan semena-mena, upah buruh telah jatuh pada tingkat yang paling rendah akibat harga-harga yang meningkat tajam, biaya pendidikan dan kesehatan sangat mahal dan tidak terjangkau oleh rakyat miskin. Sementara korupsi semakin merajalela di sluruh sendi penyelenggaraan negara dan pemerintahan.
Tak hanya itu, pemerintah SBY membiarkan warga negara Indonesia, para TKI, dieksploitasi, dianiaya, dan diperkosa oleh aparat negara lain. Saat ini tidak ada lagi tempat bagi rakyat di negeri ini untuk berlindung dan menuntut keadilan. Seluruh fakta tentang kebobrokan rezim ini telah tampak sangat nyata dan memalukan bangsa dan rakyat negeri ini. Sudah saatnya SBY lengser, negeri ini sudah sedemikian rusak! Desastian

Indonesia Mendakwa: SBY Digugat, "Babak Belur" Dihakimi Rakyat


Jakarta (VoA-Islam) – Sejumlah elemen dari kalangan LSM, tokoh masyarakat, dan mahasiswa, akan menggelar Konferensi Nasional “Indonesia Mendakwa Rezim SBY dan Parlemen” di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, 18 November 2012 mendatang.  
“Kami mencanangkan hari-hari ke depan sebagai hari dan bulan dakwaan, penghakiman dan pengadilan oleh rakyat untuk menghukum rezim SBY. Kami mengajak seluruh rakyat untuk bersatu dan bergerak melakukan penghakiman dan pengadilan langsung kepada Parlemen dengan membubarkan DPR, dan anggotanya yang korup untuk ditangkap dan dipenjarakan seberat-beratnya,” kata Effendi Saman dari LBH Nusantara.
Para aktivis juga menyerukan kepada seluruh rakyat untuk mengambil alih, menasionalisasikan seluruh sumber-sumber ekonomi strategis yang dikuasai asing melalui jalan revolusi.
Ada beberapa dosa-dosa besar rezim SBY dan parlemen yang didakwa sebagai bentuk pengkhianatan.  Mereka menilai SBY dan parlemen sebagai pengkhiatan nomor wahid, karena telah mengkhianati semangat sumpah pemuda, proklamasi, Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah menjadikan  perintah IMF, World Bank, ADB, WTO, dan perintah negara maju sebagai dasar dalam membuat UU dan ebijakan ekonomi politik serta tidak lagi mendasarkan dirinya pada konstitusi.
Kedua, SBY dianggap telah menjadi antek dan “abdi dalem” nekolim yang menjual bangsa dan negara secara murah. Pemerintah telah melakukan penunjukkan Langsung (tanpa tender) Gas Tangguh Train 3 kepada British Petrolium (BP), pemerintah telah menggadaikan Migas Blok Mahakam dengan Perusahaan Total E&P, Pemerintah menjadi dalang dalam mengerdilkan Pertamina, pemerintah menghalangi renegosiasi kontrak Freeport, menghalangi divestasi Newmont.
SBY dinilai sebagai pemimpin dan elite yang tidak terhormat, karena telah mempertukarkan kekayaan negara dan kedaulatan negara demi penghargaan, puji-pujian murahan dari negara kapitalis global dan penjajah dengan mengorbankan kebutuhan dan kepentingan rakyat Indonesia.
SBY juga dinilai sebagai pemimpin yang memimpin elit para mafia yang merajalela dalam lingkaran kekuasaan, mulai mafia migas samoai dengan mafia narkoba, mafia pajak, mafia APBN, yang menjadi sumber segala penyimpangan terhadap amanat penderitaaan rakyat dan konstitusi,
Selanjutnya, SBY dinilai sebagai pemimpin dan elite pelindung, dewan kehormatan, dewan Pembina, para koruptor dalam kasus Century, kasus pajak, kasus penyelewengan APBN (Hambalang, Wisma atlit, IT KPU dll), yang menjadi sumber kemiskinan dan penderitaan rakyat. Desastian


Kelompok Oposisi Semakin Berani, Rezim SBY-Boediono akan Segera Diadili



RMOL. Menjelang akhir 2012 kelompok oposisi di jalanan yang dimotori kalangan aktivis dan tokoh pro demokrasi semakin berani memperlihatkan taji.
Kritik yang mereka alamatkan kepada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono semakin tajam. Dalam waktu dekat, kelompok ini akan menggelar "pengadilan khusus" untuk menelanjangi berbagai kebijakan pemerintahan SBY-Boediono.
Indonesia Mendakwa, itulah nama kegiatan yang akan mereka gunakan untuk mengadili kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Konsolidasi menuju "pengadilan khusus" Indonesia Mendakwa akan digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin mendatang (12/11). Adapun "pengadilan khusus" Indonesia Mendakwa akan diselenggarakan di Gedung Indonesia Menggugat di Bandung, Jawa Barat, pekan depan (18/11). Gedung bersejarah ini adalah tempat dimana Bung Karno pada tahun 1930 silam diadili pemerintah kolonial di Belanda. Di tempat itu, Bung Karno menyampaikan pledoi dan tesis anti kolonialisme yang dikenal dengan nama Indonesia Menggugat.
Tokoh-tokoh yang menginisiasi "pengadilan khusus" ini antara lain adalah Hatta Taliwang, Haris Rusly, Effendi Saman, Agus Jabo Priyono, Masinton Pasaribu, Andito, Salamuddin Daeng, Eggi Sudjana, Gojali Harahap, Roy Simanjuntak, Adhie Massardi, Beathor Suryadi, Wenry Anshory Putra, dan Arif Fachrudin.
Mereka menilai rezim SBY-Boedini telah menjadi abdi dalem kaum nekolim, selain korup dan memiskinkan rakyat. [zul]

Mahasiswa Bakar Boneka Pocong 'SBY-BPI’


ci
Jakartapress.com - Aksi unjukrasa mahasiswa membakar boneka  pocong bertuliskan ‘SBY-Bapak Pembohong indonesia’ di Jalan Jenderal Sudirman, Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis (27/10/2011).



Aksi tersebut dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Purwokerto. Pada bagian kepala boneka yang dibakar tersebut tertempel stiker bergambar wajah SBY dengan tulisan 'Telah Meninggal Dunia Pembohong Indonesia' dan 'SBY-Bapak Pembohong Indonesia'.
Sebelum dibakar, mahasiswa sempat menggelar salat jenazah di depan boneka pocong bertuliskan 'SBY-BPI' tersebut. Mereka melakukan itu sebagai simbol kepemimpinan SBY-Boediono telah mati dan perlu disalatkan. Dalam aksi tersebut nyaris terjadi kericuhan antara mahasiswa dengan pihak kepolisian, karena polisi mengambil stiker yang menempel di kepala pocong. Namun kericuhan dapat diredam setelah masing-masing pihak menahan diri.

Koordinator aksi Irfan F menyatakan rezim SBY-Boediono telah melakukan kebohongan. "Kebohongan itu adalah melanjutkan pembangunan ekonomi untuk sejahterakan rakyat, upaya menciptakan pemerintahan yang baik, demokratisasi pembangunan, penegakan hukum tanpa pandang bulu dan pembangunan inklusif bagi seluruh komponen bangsa. Janji-janji tersebut sama sekali tidak ditepati, sehingga kami minta rezim SBY-Boediono harus turun," tegasnya.
Sebelum membakar pocong, pengunjuk rasa juga melakukan long march dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto dengan dikawal ketat oleh polisi.

5 Ribu Massa Aksi Siap Dukung Mahasiswa
Kalangan tokoh dan aktivis yang anti-Presiden SBY menggelar pertemuan untuk memberi dukungan politik terhadap gerakan mahasiswa-pemuda yang rencananya akan melancarkan aksi protes kepada pemerintah pada 28 Oktober besok.
"Kami memberikan dukungan dan kami memang hanya bisa memberikan dukungan moral. Artinya memberikan support semangat kepada mereka yang akan dilakukan teman-teman mahasiswa," seru aktivis Adhie Massardi Galery Cafe Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta, Kamis (27/10/ 2011).

Hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya Permadi, Fuad Bawazier, Effendy Choirie, Sri Bintang Pamungkas, Eggi Sudjana, Hariman Siregar, Ridwan Saidi, Pong Harjatmo, Roy Marten, Ray Sahetapy, dan  lainnya. "Ini sudah ada di rel yang benar. Ini bahwa keadaan kita sudah sangat demikian parahnya dan perlu kekuatan moral untuk meluruskan keparahan ini," sambung Adhie.
Rencananya, gerakan akan mengusung tema 'Akhiri Rezim SBY Sekarang Juga!!' dan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut dari tanggal 28 - 31 Oktober 2011. Adhie mengklaim jika gerakan ini bukan karena ambisi pribadi, melainkan murni dorongan kepada para pemuda dan mahasiswa.
"Mereka sudah mulai bergerak ini sudah sangat luar biasa. Gerakan ini juga diharapkan oleh rakyat. Harus ada penyelesaian yang baik dan damai agar segala keambrulan negara ini diperbaiki," tegas Adhie.

Aktivis Gerak Nusa, Effendi Saman menilai bahwa Presiden SBY dan wakilnya Boediono secara De Facto sudah tidak menjabat sebagai presiden dan wakil presiden saat ini. Hal ini diungkapkan Effendi saat memberi dukungan bersama puluhan tokoh masyarakat lainnya untuk gerakan  mahasiswa 28 Oktober, saat jumpa pers di Cafe Galery TIM, Jakarta, Kamis (27/10).

"Bagi saya secara De facto pemerintahan SBY dan Boediono sudah tidak lagi menjadi Presiden dan wakil Presiden," ujar Effendi membuka orasi dukungannya sembari menambahkan, gerakan mahasiswa memakai strategi konstitusi yang jelas, kendati demikian tetap pada tujuannya yakni memberhentikan pemerintahan SBY-Boediono. "Kekuatan rezim korup ini sebenarnya ada di parlementer, maka lebih baik besok kepung DPR," paparnya.

Tidak hanya itu, ia pun mengaku telah menyiapkan 5 ribu massa aksi untuk besok Jumat (28/10/2011) dari berbagai daerah. "Saya telah menyiapkan 5 ribu orang massa aksi untuk mendukung gerakan mahasiswa besok, dari Tasik, Garut dan Ciamis. saat ini mereka sudah berkumpul longmarch dari sana, sebagian sudah sampai di sini. Satu untuk kepung DPR tumbangkan rezim korup Istana," serunya.

Sejumlah besar aktivis lintas generasi dan purnawiran TNI yang hadir dalam pertemuan di Galery Cafe Taman Ismail Marzuki (TIM) menyatakan kesepakatannya untuk turun bersama dalam Gerakan 28 Oktober 2011 yang berlangsung besok di Jakarta. Menurut penuturan Roy Simandjuntak, mantan Aktivis 98 dari Forum Kota, kesepakatan tersebut juga memastikan bahwa Gerakan 28 Oktober akan membawa satu tuntutan bersama, Turunkan SBY - Boediono.

Menurutnya, target lokasi gerakan 28 Oktober 2011 akan berada pada dua titik akumulasi massa yaitu di Istana dan Gedung DPR/MPR RI. "Massa menurut estimasi mencapai puluhan ribu dan terkonsentrasi di dua titik kumpul yakni DPR dan Istana," tandas Roy.
Terkait dengan tuntutan penggulingan presiden, ia menyatakan bahwa secara de facto saat ini para aktivis melihat legitimasi SBY - Boediono sudah tidak ada lagi di mata masyarakat. "Semua sepakat bahwa legitimasi SBY-Boediono sudah tidak ada lagi. Mereka kami anggap sudah tidak mampu lagi mengelola negara sehingga harus ditempuh sejumlah opsi yang mungkin, pilihan yang mengemuka antara lain Pemerintahan Sementara sebagai transisi demokrasi" teriaknya.

Unjuk Demo Tuntut SBY Mundur Ricuh

Unjuk rasa aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sidoarjo, Jawa Timur, di depan gedung DPRD kabupaten setempat, Kamis (27/10), berakhir ricuh, karena seorang perempuan tiba-tiba marah dan mengambil alih mikrophone. Sebelum kericuhan, aktivis PMII tengah berujuk rasa menyoroti kinerja pemerintahan  dan menuntut Presiden SBY an Wapres Boediono mundur.
Mereka juga melakukan long march dari perempatan Jalan Babalayar dan berhenti di beberapa tempat untuk melakukan orasi. Orasi antara lain dilakukan di perempatan Alun-Alun Pendopo Kabupaten Sidoarjo, di depan kantor Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, di depan gedung DPRD, dan di kantor Kejaksaan Negeri Sidoarjo.

Dalam orasinya, mahasiswa menilai kebijakan pemerintah SBY-Boediono tidak prorakyat. Terbukti dari beberapa kebijakan, seperti impor garam dan gula, akhirnya mematikan petani garam dan gula di Tanah Air.  Mahasiswa menilai SBY-Boediono hanya pandai melakukan pencitraan dan tidak sebanding dengan kinerja keduanya. Faktanya, kasus korupsi tetap tinggi dan ironisnya dilakukan orang-orang dekat SBY. Bahkan kasus besar seperti Bank Century juga tidak jelas penyelesaiannya. "Maka sudah seharusnya SBY-Boediono mundur karena telah gagal," treriak pendemo.
Dalam aksi itu mahasiswa juga menyoroti kasus lumpur Lapindo. Menurut mereka, pemerintah lamban menangani kasus tersebut, termasuk terkait pemberian ganti rugi maupun upaya mengatasi semburan lumpur. Penanganan yang dilakukan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo berlarut-larut dan akhirnya menyedot triliunan rupiah uang rakyat.
Saat berorasi di depan gedung DPRD Sidoarjo, aksi unjuk rasa ricuh karena tiba-tiba muncul perempuan yang merebut mikrophone orator. Perempuan itu marah dan mengumpat saat mahasiswa berusaha merebut kembali mikrophone. Akibat muncul tamu tidak diundang, mahasiswa kemudian memilih menghentikan unjuk rasa. Mereka melanjutkan aksi di depan kantor Kejaksaan Negeri Sidoarjo.

SBY Bisa Jatuh Beneran

Pengamat politik senior Sukardi Rinakit memastikan upaya gerakan oposisi jalanan menjatuhkan pemerintahan SBY-Boediono sia-sia belaka. Ada tiga hal yang jadi dalil. Pertama, tidak ada sokongan militer, lalu koalisi pemerintah di parlemen masih solid dan tidak ada dukungan logistik yang cukup untuk melakukan aksi jalanan setidaknya satu bulan penuh.
"Kalau segitiga antara aktivis, pengusaha, dan tentara tidak terjadi, itu susah. Teman-teman yang turun dua hari saja lelah kalau tanpa dukungan logistik dari pengusaha. Tanpa dukungan rasa aman dari pihak keamanan juga susah," kata Rinakit kepada wartawan kemarin.

Bagi Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Prof Iberamsjah, pendapat Sukardi Rinakit itu sama sekali salah dan tidak sesuai fakta sejarah. Dia berpendapat, gerakan masyarakat atau people power tidak tergantung pada tiga hal tadi. "Kalau gerakan perubahan di dunia ini menggantungkan pada tiga hal yang disebut Rinakit tadi, maka tidak pernah ada sejarah penumbangan rezim seperti terjadi di Mesir atau Libya atau reformasi 98," kata Iberamsjah, Kamis (27/10).
Dia mengakui, kekuatan militer saat ini tidak berada di belakang gerakan rakyat. Tapi, di sisi lain, militer juga tidak akan membela pemerintah bila gerakan rakyat kian besar seperti fenomena kekinian. Apalagi, di era reformasi militer sudah dikembalikan masuk tangsi.

Sedangkan parlemen, menurutnya, bukanlah faktor yang pantas dimasukkan perhitungan. Sifat parlemen yang mau enaknya sendiri akan memudahkan perpindahan dukungan dengan cepat ke belakang rakyat jika civil society matang meradang.  "Dan terakhir, gerakan sosial kita tidak pernah menitikberatkan pada logistik. Kecuali kalau gerakan itu bergantung pada NATO atau AS. Apakah menumbangkan Hosni Mubarak bergantung pada logistik? Dan apakah gerakan anti-Khadafi dibekingi militer yang nyata-nyata awalnya loyalis Khadafi?" urai Iberamsjah.
"Menjatuhkan Orde Lama dan Orde Baru tidak pernah bergantung pada tiga hal itu. Waktu menjatuhkan Orba, tidak ada pernah ada milter disana. Itu murni gerakan rakyat, pers, LSM dan mahasiswa. Kemudian tidak ada logistik, saya terlibat dalam pengumpulan logistik, saya ikut patungan beli roti waktu 98," bebernya.

Menurut dia, syarat utama perubahan di semua negara adalah adanya persamaan nasib, ada isu sentral perubahan ke arah lebih baik dan dengan sendirinya akan muncul gerakan itu. "Dan saya yakin, kondisi saat ini adalah 4/5 matang untuk penumbangan SBY. Saya yakin sekali dia tidak akan sampai 2014. Itu semua murni gerakan. Mana ada yang membekingi tokoh lintas agama, coba sebutkan saja, siapa yang mendanai demonstrasi rakyat sekarang?" katanya.
"Jangan percaya pada tiga hal tadi. Dari pernyataan Sukardi, ada unsur ketakutan pada bayangan sendiri. Dia terlalu idealis dan penuh ketakutan," serunya.(*/MetroTV/Trb/MI/RM)